cintamu, egois.

26.5.15



di suatu waktu, kita pernah terlibat dalam sebuah pembicaraan. mungkin bercanda. mungkin serius, sebab kata orang, ada sekian persen keseriusan dalam sebuah canda.

kita bertanya: lima orang dewasa yang pura-pura masih naif, mempertanyakan cinta.

aku termasuk yang banyak diam dan memilih jadi penonton. di tengah malam yang seharusnya sunyi, aku memilih posisiku di sini: di sudut segi-empat bentukan kerumunan pencari kehangatan-sebab aku sama sekali tak punya kuasa untuk menjawab.

celetukan bodoh menyambar. ada yang bilang--cinta hanya milik rangga atau camilan berbahan aci dicolok--itu cilok.

gantian kamu bilang, dengan serius: cinta-sejenis kebutuhan akan rasa kasih sayang-dan keinginan memiliki orang lain.

aku tertawa. kamu tanya kenapa. dan kali ini aku sungguh tahu jawabannya. aku ingin bilang, tetapi dingin keburu menusuk dan langit memegang kendali pertunjukkan mahalucu malam ini.

kuteguk teh panas sebelum jadi terlanjur dingin. sebelum mulutku jadi terlalu nyinyir untuk orang yang baru kukenal dua hari, jawaban untukmu lebih baik kusimpan dalam hati: sebab kamu terlalu mudah ditebak. cintamu, egois.

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe