antibodi

26.5.15


Alam selalu punya caranya berbahasa, berbicara melalui segala pertanda. semesta selalu punya stok momentum maha ajaib yang terkadang mampu membuat manusia belajar (terpaksa) mengerti. magis, tak tertebak, sering kali bahkan sungguh keparat. tapi manusia memang diharuskan untuk menerima. 

saya percaya, semesta, sebuah bagian dari apa yang disebut dengan tuhan sesekali memang perlu jadi yang maha tega. serupa arena judi, manusia dihadapkan pada pilihan jawaban: ya, tidak, atau diam. tetapi bahagia atau justru nelangsa, sayangnya manusia tidak berhak memilih jawabannya sendiri. kita dibiarkan menjalani prosesnya yang tak tertebak, lalu menerima konsekuensinya, meski pada akhirnya kita sadar, semua jawaban tidak selalu menjamin kita terhindar dari sakit dan luka.

hidup saya adalah arena judi. lewat proses dan kegagalan, saya diajarkan untuk membaca tanda-tanda. lewat iming-iming kebahagiaan yang tak jelas kapan, saya diajarkan untuk tidak pernah berhenti berusaha. 

terkadang saya mampu menang lotere, terkadang justru kalah dan tak punya apa-apa. tapi itu tidak apa-apa. hidup memampukan saya untuk percaya, akan selalu lebih baik terus bergerak ketimbang diam di satu titik karena dikuasai ketakutan, dan tak beranjak ke mana-mana.    

setiap saya berjalan untuk memulai sebuah langkah baru, sesungguhnya saya paham satu hal yang sama. hidup ini terlalu lucu, teman. sayang untuk tidak ditertawakan. saya bisa menyaksikan semua kesialan yang seolah terjadi tanpa henti, saya bisa memahami bagaimana rasanya ditolak berkali-kali yang (masalahnya) tidak pernah sanggup menahanmu berhenti. 

mereka yang sanggup menerima kelucuan ini tentu tahu rasanya menjadi awet muda, terlepas dari segala rasa getir yang tak diingkari menyakitkan. tapi sekali lagi, itu tidak apa-apa. Sebab pada akhirnya, tubuh manusia selalu bisa memproduksi antibodi baru penangkal luka. 

sebab pada akhirnya, manusia akan dimampukan untuk tertawa dan menerima ironi yang jadi terlalu lucu untuk menjelma sebagai tragedi. 

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe